Indonesia memiliki beragam budaya yang berasal dari Sabang hingga Merauke. Luasnya wilayah Indonesia ini membuat banyak sekali keragaman dalam suku serta adat istiadat. Indonesia tidak hanya masyhur dalam bidang maritim dan rempah-rempah. Tetapi juga dalam kebudayaan, salah satunya adalah pakaian tradisional.
Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu menjadi slogan yang harus dipegang teguh oleh setiap warganya. Bayangkan saja, terdapat 34 Provinsi yang membentang dari ujung barat hingga ujung timur. Terdapat pula sekitar 1.340 suku bangsa yang berbeda-beda tetapi memiliki satu tujuan dan landasan yang sama. Pancasila.
Pakaian Tradisional Indonesia
Dari sekian banyak suku dan budaya di Indonesia, terdapat salah satu ciri khas yang akan dibahas dalam artikel ini, yaitu pakaian tradisional. Pakaian tradisional Indonesia ini menjadi salah satu warisan nenek moyang yang harus tetap dijaga dan dilestarikan.
Pakaian tradisional menjadi salah satu bukti nyata bahwa sangat luas sekali macam-macam suku dan budaya yang ada di Indonesia ini. Pakaian tradisional biasanya digunakan pada acara-acara besar seperti pernikahan, khiatanan, dan acara adat.
Kali ini, maudisini akan membahas mengenai pakaian tradisional yang berasal dari 34 Provinsi yang ada di seluruh Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Simak berikut ini ya.
1. Pakaian Adat Aceh
Pakaian tradisional yang berasal dari Aceh ini bernama Ulee Balang. Untuk pria, pakaian adat ini dinamakan dengan Linto Baro dan untuk perempuan dinamakan dengan Daro Baro. Pada awalnya Ulee Balang ini hanya dipakai oleh orang-orang terpandang seperti sultan, raja dan pengantin.
Pakaian adat Aceh ini sudah ada sejak zaman kerajaan Samudra Pasai dan Perlak. Salah satu ciri khas dari pakaian adat ini adalah terdapat penutup kepala berupa kopiah yang bernama Meukeutop. Aceh merupakan Kota Serambi Mekkah sehingga sangat kental pengaruh Islam di Provinsi ini
2. Pakaian Adat Sumatra Utara
Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu provinsi yang memiliki suku yang cukup beragam. Mulai dari suku Melayu, suku Nias dan yang paling dominan adalah suku Batak yang merupakan leluhur dari Provinsi Sumatera Utara ini.
Pakaian adat dari suku ini adalah Ulos. Kain ulos merupakan kain yang dihasilkan dari menenun secara manual, kain ulos ini berasal dari kain sutra yang berwarna putih, hitam, merah serta terdapat manik-manik dan hiasan berwarna emas atau perak.
Dilihat dari coraknya, kain ulos terdapat bebrapa macam jenis seperti Ulos Bintang Maratur, Ulos Padang Ursa, Ulos Pinan Lobu-lobu dan Ulos Pinuncaan.
3. Pakaian Adat Riau
Pakaian tradisional dari daerah Riau ini sangat beragam, bahkan terdapat 4 jenis pakaian adat yang terdapat dalam kebudayaan Melayu. Tapi, secara umum pakaian adat Riau ini bernama Melayu Riau. Pakaian adat yang bermacam-macam ini menjadi salah satu bukti bahwa kebudayaan Riau telah maju.
Pakaiian yang paling sering digunakan dalam menghadiri acara resmi adalah baju Kurung Cekak Musang lengkap dengan kopiah dan kain sarung tenun untuk laki-laki. Sedangkan untuk perempuan adalah Kebaya Laboh. Kebaya Laboh ini dibuat dari kain tenun khas Riau.
Untuk gadi, Kebaya Laboh ini dibuat dengan panjang mencapai 3 jari dari atas lutut, sedangkan untuk perempuah yang setengah baya biasanya Kebaya Laboh ini dibuat hingga 3 jari dibawah lutut.
4. Pakaian Adat Sumatera Barat
Jika berbicara mengenai Sumatra Barat maka hal pertama yang terlintas adalah kisah Malin Kundang dan makanan nasi Padang. Tanah Minangkabau adalah salah satu suku yang sangat menjunjung tinggi adat serta istiadat dari nenek moyang mereka.
Pakaian adat dari Sumatra Barat ini bernama Bundo Kanduang. Pakaian tradisional ini memiliki filosofi yang sangat tinggi. Bundo Kanduang memiliki artian peranan seorang ibu dalam keluarga serta kehidupan.
Bundo Kanduang memiliki berbagai macam perlengkapan seperti tingkuluak, baju batabue, gelang, dukuah, lambak dan selempang. Sedangkan untuk pria sendiri pakaian adatnya bernama Pakaian Penghulu yang memiliki beberapa perlengkapan seperti deta, baju hitam, sesamping, sarawa, cawek, keris, tungkek dan sandang.
5. Pakaian Adat Kepulauan Riau
Lokasi Kepulauan Riau sangat strategis sebagai jalur pelayaran pada zaman dahulu kala. Hal ini membuat akulturasi budaya para pendatang seperti Arab, China dan. Pakaian adat dari Kepulauan Riau ini diberi nama Kebaya Labuh dan Teluk Belanga.
Kebaya Labuh ini dipakai oleh kaum wanita , desainnya pun sangat sederhana dan hanya menggunakan tiga peniti saja untuk mengaitkannya. Sehingga bagian bawah dari kemeja ini akan terlihat sedikit melebar dan terbuka.
Sedangkan untuk kaum pria menggunakan pakaian adat Teluk Belanga. Pakaian ini memiliki motif polos dengan warna yang tidak terlalu mencolok seperti hitam dan abu-abu. Aksesoris yang digunakan untuk Teluk Belanga ini adalah sarung yang dipakai hingga ke lutut.
6. Pakaian Adat Bangka Belitung
Pakaian tradisional dari Provinsi Bangka Belitung adalah Baju Seting dan Kain Cual. Menurut cerita masyarakat sekitar mengatakan bahwa pakaian adat ini awalnya dibawa oleh saudagar Arab yang datang ke Bangka Belitung. Pakaian tersebut maka sering dipakai oleh masyarakat setempat.
Kain Cual ini juga disebut dengan nama Limar Muntok, jika dilihat sekilas maka corak dan motifnya terkesan sama dengan kain songket dari Palembang. Tapi sebetulnya kain ini jauh berbeda, yang membedakannya adalah bentuk motifnya.
Aksesoris yang digunakan untuk kain cual ini adalah mahkota dengan ornament yang dinamakan paksian, penutup dada pada baju, kembang cempaka, daun bamboo, pagar tenggalung dan kalung anting panjang.
Sedangkan untuk laki-laki menggunakan pakaian dengan bentuk seperti jubah panjang yang sangat mirip dengan jubah khas Arab. Biasanya jubah ini akan dipadu padankan dengan dengan selempang serta celana bawahan. Alas kakinya sendiri menggunakan selop.
7. Pakaian Adat Jambi
Hampir sama dengan provinsi lainnya yang berada di Pulau Sumatera, Provinsi Jambi memiliki mayoritas masyarakat dari Suku Melayu. Pada kehidupan sehari-harinya, pakaian adat dari Jambi in sangatlah sederhana. Pria menggunakan celana berwarna hitam dengan ukuran yang lebar hingga betis, serta memakai penutup kepala atau kopiah. Sedangkan untuk wanita menggunakan baju tanpa lengan.
Sedangkan untuk kegiatan resmi, pakaian tradisional Jambi ini bernama Pakaian Tradisional Melayu Jambi. Baju untuk pria adalah baju kurung tanggung dengan lengan yang lebih dari siku tapi tidak mencapai pergelangan tangan. Menurut kepercayaan Jambi, baju tanggung ini memiliki filosofi bahwa pria harus cekatan serta tangkas dalam bekerja.
Untuk kaum wanita menggunakan baju kurung yang memiliki bahan dasar beludru. Aksesoris yang digunakan adalah teratai dada, selendang, pending, sabuk dan selop. Terdapat pula tambahan berupa mahkota yang diberi hiasan berupa logam berwarna kuning dengan bentuk yang mirip duri pandan.
9. Pakaian Adat Bengkulu
Bengkulu merupakan salah satu Provinsi di Pulau Sumatra yang memiliki cukup banyak sumber daya serta kebudayaan. Namun bagi sebagian orang masih terasa asing mengenai pakaian adat dari Bengkulu ini.
Masyarakat Bengkulu itu sama halnya dengan masyarakat yang berada di Pulau Sumatra yakni mayoritas berbudaya Melayu. Namun terdapat pula perbedaan antara budaya Melayu Bengkulu dengan Budaya Melayu pada biasanya. Salah satu perbedaat tesebut berada pada pakaian adat Bengkulu yang bernama Pakaian Adat Melayu Bengkulu.
Pakaian tradisional untuk pria menggunakan jas dan celana pajang dengan aksesoris berupa penutup kepala. Bahan dasar dari jas ini yakni beludru dan kain wol dengan warna dasar hitam. Serta celana yang berbahan dasar kain satin. Untuk penutup kepalanya sendiri dibuat runcing atau mancung ke atas, nama penutup kepala ini adalah detar.
Pakaian tradisional untuk wanita sendiri adalah baju kurung yang dengan lengan yang panjang hingga pergelangan tangan. Bahan dasar dari baju kurung ini adalah kain beludru dengan warna yang tua seperti hitam, lembayung, dan biru tua. Biasanya kaum perempuan suka menambahkan berbagai aksesoris seperti hiasan kembang goyang, giwang, mahkota dan kalung bersusun.
10. Pakaian Adat Sumatera Selatan
Palembang menjadi kota yang ikonik di Sumatera Selatan ini, serta peninggalan bersejarah dari Kerajaan Sriwijaya. Pengaruh Kerajaan Sriwijaya sangat kental bagi masyarakat di Sumatra Selatan ini. Salah satunya adalah pakaian adat.
Pakaian tradisional dari Sumatra Barat ini bernama Aesan Pasangko dan Aesan Gede, dalam bahasa Palembang aesan memiliki arti pakaian. Aesan Gede adalah pakaian yang melambangkan suatu kebesaran. Sulaman yang berwarna emas melambangkan bahwa Sumatra adalah pulau emas atau julukan lainnya adalah Swarnadwipa.
Aesan Gede ini akan dilengkapi beberapa aksesoris seperti mahkota, kelapo standan, kembang goyang, baju dodot serta songket. Sedangkan Aesan Pasangko adalah pakaian yang melambangkan sebuah keanggunan bagi pemakainya.
10. Pakaian Adat Lampung
Jika dilihat di peta, Provinsi Lampung berada paling selatan di Pulau Sumatra dan berdekatan dengan Pulau Jawa. Hal ini membuat cukup banyaknya akulturasi di Lampung ini karena transmigrasi penduduk dari Pulau Jawa. Akibat akulturasi inilah yang membuat cukup banyak penduduk yang heterogen di Lampung.
Pakaian tradisional untuk kaum laki-laki biasanya sangat sederhana, cukup baju berlengan panjang dengan warna putih serta celana panjang dengan warna hitam. Ada pula tambahan berupa sarung tumpal serta sesapuran dan khikat akhir
Sedangkan pakaian adat untuk kaum perempuan tidak jauh berbeda degan kaum laki-laki. Pada kaum wanita ditambah beberapa perlengkapan seperti bebe, selappai, katu tapis dewa sano. Selappai sendiri merupakan baju tanpa lengan dengan tepi bagian bawah yang berupa hiasan rumbai ringgit.