MITIGASI ADALAH – Apakah kalian pernah mendengar istilah mitigasi sebelumnya? Sebelum kita jauh membahas mitigasi mari kita melihat dan merenungi lebih jauh apa saja hal-hal yang kita lakukan setiap harinya yang mengakibatkan kerusakan alam. Polusi dari kendaraan bermotor, menggunakan parfume secara berlebihan dan masih banyak lagi.
Bencana alam memang sudah menjadi suratan takdir dari Tuhan Yang Maha Esa, kita tidak akan pernah tahu kapan bencana alam itu akan tiba, bisa saja ketika kita sedang tertidur lelap atau bahkan sedang melakukan aktivitas sehari-hari.
Kita hidup berdampingan dengan alam, saling membutuhkan satu sama lain. Alam membutuhkan manusia, pun begitu sebaliknya. Jangan sampai kita merusak alam dan justru alam murka terhadap kita. Usia bumi sudah sangat lama, pasti terdapat beberapa perubahan seiring bertambahnya usia tersebut seperti lapisan ozon yang mulai menipis, serta hutan-hutan yang semakin sedikit.
Kalau sudah terjadi bencana alam, siapakah yang akan bertanggung jawab selain kita sendiri. Efek yang ditimbulkan dari bencana alam ini akan menyangkut orang banyak, bukan hanya satu atau dua orang, tetapi bisa jutaan orang. Lantas sebaiknya kita mulai menjaga serta menanggulangi agar bencana alam tidak terjadi.
Kali ini maudisini akan membahas mengenai mitigasi.
Apa itu mitigasi?
Mitigasi adalah….
Simak artikel berikut dengan seksama.
Pengertian Mitigasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mitigasi adalah mengurangi serangkaian upaya dan tindakan untuk mengurangi serta menanggulangi resiko bencana. Baik itu melalui fisik maupun penyadaran serta peningkatan kemapuan menghadapi ancama bencana (UU No.24 tahun 2007 tantang Penanggulangan Bencana).
Pada prinsipnya, mitigasi bencana ini bisa dikatakan juga sebuah upaya untuk dalam menanggulangi berbagai dampak pengurangan bencana. Maksudnya adalah usaha yang dilakukan untuk mengurangi korban saat terjadinya bencana alam, entah itu korban jiwa atau harta benda.
Mitigasi ini harus bisa dilakukan dan dilaksanakan pada berbagai bencana alam, entah itu bencana yang diakibatkan oleh manusia atau bencana alam secara alamiah. Sehingga perlu adanya persiapan dan tahapan dalam melakukan mitigasi ini.
Mitigasi pasti selalu berhubungan dengan bencana, bencana sendiri memiliki artian rangkaian peristiwa yang dapat mengancam serta menggangu kehidupan umat manusia. Bencana dibagi menjadi dua jenis, yaitu bencana alamiah dan bencana yang disebabkan oleh manusia.
Efek yang ditimbulkan dari bencana sendiri yang paling parah adalah hilangnya harta dan nyawa.
Jenis-Jenis Mitigasi
Setelah kita mengetahui pengertian dari mitigasi, maka terdapat pula jenis-jenis mitigasi yang perlu kita ketahui. Terdapat dua jenis mitigasi, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non-struktural. Jenis-jenis mitigasi adalah sebagai berikut;
Mitigasi Struktural
Mitigasi struktural adalah tindakan yang dilakukan untuk meminimalisir bencana, tindakan yang dilakukan ini berupa pembangunan sarana fisik, pemanfaatan teknologi. Contoh dari mitigasi structural adalah membangun waduk dank anal untuk pencegahan banjir, membuat bangunan tahan gempa, alarm tsunami dan pendeteksi aktivitas gunung merapi.
Mitigasi structural lebih condong dalam mengurangi kerentanan (vulnerability) terhadap bencana dengan membangun infrastruktur bangunan tahan bencana. Rekayasa teknis ini adalah sebeuah prosedur perancangan struktur bangunan yang telah melalui proses penghitungan karakteristik dari bencana.
Mitigasi Non-Struktural
Mitigasi Non-Struktural merupakan upaya meminimalisir dampak bencana dalam hal tata kelola, peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku. Terdapat pula Undang-undang Penanggulangan Bencana (UU PB) yang merupakan bagian dari mitigasi non-struktural.
Contoh dari mitigasi non-struktural ini adalah membuat tata ruang kota senyaman mungkin, membangun sarana dan prasarana tanpa merusak alam, serta melakukan berbagai kegiatan agar masyarakat lebih peduli terhadap bencana, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.
Kebijakan mitigasi non-struktural ini lebih condong kepada tujuan untuk menghindari resiko yang tidak perlu. Tentunya risiko tersebut harus diidentifikasi terlebih dahulu segala kemungkinan yang terjadi ketika bencana datang.
Antara kebijakan struktural dan non-struktural harus saling mendukung satu sama lain, jangan sampai salah satu kebijakan justru merugikan. Pengembangan teknologi pun harus diimbangi dengan antisipasi agar tidak sampai merusak keseimbangan lingkungan pada masa mendatang
Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana memiliki arti upaya untuk mengurangi berbagai resiko yang terjadi ketika mencana alam. Saat melakukan mitigasi bencana ini maka harus diawali dengan melalukan survey dan penelitian terhadap daerah yang diperkirakan sangat rawan bencana.
Terdapat pula beberapa poin penting yang harus diketahui seperti bahaya (hazard), kapasitas (capacity), risiko bencana (risk) dan kerentanan (vulnerability). Poin ini dilihat berdasarkan kerentanan yang dilihat pada karakteristik baik secara fisik maupun wilayah.
1. Bahaya (hazard)
Bahaya memiliki artian bahwa kenjadian yang mempunyai potensi terjadinya bencana, cedera, hilangnya harta benda dan nya. Bahaya akan dianggar sebagai bencana ketika mengakibatkan korban berjatuhan
2. Kerentanan (vulnerability)
Kerentanan memiliki artian rangkaian kondisi yang menentukan apakah bahaya dapat menimbulkan bencana ata tidak. Untuk melihat rangkaian kondisi tersebut bisa dilihat dai beberapa aspek seperti kondisi fisik, sosial dan sikap masyarakat dalam melakukan mitigasi.
3. Kapasitas (capacity)
Kapasitas memiliki artian kemampuan untuk melakukan mitigasi atau penanggulangan bencana dengan sumber daya yang tersedia.
4. Risiko Becana (risk)
Risiko Bencana memiliki artian kemungkinan-kemungkinan kerugian yang dapat terjadi akibat bencana pada suatu daerah dalam temo tertentu. Risiko ini biasanya berupa nyawa yang hilang, sumber daya yang rusak, hilangnya rasa aman, serta daerah bencana yang menjadi rentan.
Bencana yang ditimbulkan biasanya berupa bencana alam seperti banjir, longsor, pemanasan global, kebakaran hutan, angin topan, badai, tsunami, gempa, dan gunung meletus.
Adapun kegiatan dari mitigasi adalah sebagai berikut;
- Pengenalan dan pemahaman risiko bencana yang terjadi.
- Melakukan budaya agar masyarakat lebih tanggap dan peduli terhadap penanggulangan bencana. Serta berpartisipasi aktif ketika bencana terjadi.
- Melakukan pengaturan dalam penanggulangan bencana seperti penerapan upaya fisik maupun non-fisik.
- Melakukan pendalaman pemahaman terhadap sumber bahaya yang terjadi di sekitar serta ancaman yang mengintai
- Melakukan pemanfaatan teknologi dalam memantau bencana. Seperti alarm tsunami.
- Melakukan tata lingkungan yang baik dan benar agar tata ruang di suatu daerah ramah lingkungan dan tidak menjadi sumber bencana yang diakibatkan oleh manusia.
Tahapan Penanganan Mitigasi Bencana
Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan mitigasi bencana yang berdasarkan pada siklus waktunya, berikut ini adalah tahapan dalam melakukan kegiatan mitigasi bencana
1. Mitigasi
Mitigasi adalah tahapan awal yang harus dilakukan untuk menanggulangi bencana ala dalam mengurangi serta memperkecil dari dampak yang ditimbulkan dari bencana itu sendiri. Jadi singkatnya mitigasi adalah tindakan yang dilakukan sebelum terjadinya bencana.
Contoh kegiatan pada tahap mitigasi adalah membuat peta atau denah wilayah yang sangat rawan terhadap bencana, pembuatan alarm bencana (tsunami atau gempa), membuat bangunan tahan gempa, serta yang paling vital adalah memberi penyuluhan serta pendidikan yang mendalam terhadap masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana.
2. Kesiagaan
Kesiagaan adalah perencanaan serta cara dalam merespon jika terjadi bencana alam. Perencanaan ini dibuat dengan matang berdasaran hasil analisis terhadap bencana yang sebelumnya pernah terjadi di daerah serta mempersiapkan juga penanggulangan terhadap bencana yang diperkirakan akan terjadi.
Tujuan dari tahap kedua dari mitigasi adalah meminimalisir terhadap korban jiwa, korban harta benda serta kerusakan yang lebih parah lagi yang diakibatkan dari bencana alam. Salah satu yang paling krusial adalah menjaga agar fasilitas umum tidak rusak parah serta melakukan pelatihan terhadap warga agar siap dalam menghadapi bencana.
3. Respon
Respon sendiri dalam tahapan mitigasi adalah meminimalkan bahaya yang terjadi akibat dari bencana alam. Tahapan ini dilakukan setelah terjadinya bencana alam. Respon difokuskan terhadap pertolongan dan penanggulangan pada korban yang berjatuhan serta antisipasi kerusakan yang terjadi akibat bencana alam.
4. Pemulihan
Tahapan terakhir adalah melakukan pemulihan, pemulihan ini memiliki artian upaya dalam mengembalikan kondisi masyarakat yang terkena bencana alam kembali seperti semula. Baik itu dari segi finansial, psikologis dan kebutuhannya (sandang, pangan dan papan).
Sarana prasana yang rusak akan dibangun kembali serta melakukan berbagai evaluasi terhadap bencana yang terjadi agar saat bencana alam terjadi bisa dilakukan pencegahan yang lebih baik lagi.
Tujuan Mitigasi
Tentunya setiap proses dalam penanggulangan bencana ala mini harus memiliki tujuan yang jelas dan baik. Tujuan dari mitigasi adalah sebagai berikut;
- Melakukan pencerdasan serta meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi, menanggulangi dan meminimalisir dampak dari risiko bencana alam. Sehingga dengan adanya pencerdasan ini masyarakat akan semakin sadar dan dapat hidup dengan aman.
- Sebagai masukan dan ladasan untuk perencanaan pembangunan. Daerah dengan tingkat bencana tinggi pasti akan membutuhkan bangunan khsusus ketimbang dengan daerah yang tidak rawan bencana.
- Mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana alam. Dampak ini biasanya berupa korban jiwa, harta dan rusaknya berbagai sumber daya yang berada di daerah yang terkena bencana alam.
Contoh Mitigasi
Sudah dijelaskan pada poin diatas bahwa secara garis besar mitigasi adalah tindakan penanggulangan bencana. Maka dari itu perlu kita ketahui juga apa saja contoh mitigasi yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana alam. Bencana alam yang dapat ditanggulangi ini seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi dan kekeringan.
Contoh dari mitigasi adalah sebagai berikut:
Mitigasi bencana kekeringan
Mitigasi bencana kekeringan adalah dengan membuat bendungan serta waduk agar bisa menampung air sebagai pasokan tambahan ketika musim kering tiba. Biasanya cara yang dilakukan adalah dengan desalinasi air laut, membuat kanal atau membuka aliran sungai sebagai sumber irigasi di daerah yang sangat rawan terhadap kekeringan.
Bencana kekeringan ini sangat bahaya karena seluruh pasokan makanan dan air akan sangat menipis. Mitigasi harus dilakukan jauh-jauh hari sebelum bencana kekeringan ini tiba. Biasanya ketika musim penghujan tiba maka mulailah melakukan mitigasi agar pasokan air saat musim kemarau bisa memenuhi kebutuhan warga.
Mitigasi Bencana Gempa Bumi
Bencana gempa bumi pasti datang tidak disangka-sangka, agak sulit untuk meramalkan kapan terjadinya gempa bumi. Tetapi salah satu solusi dari pencegahan dari bencana ini adalah melakukan mitigasi dalam hal membangun gedung atau rumah yang tahan terdapat guncangan.
Membuat bangunan yang tahan gempa memang sudah menjadi solusi yang paling ampuh, serta evaluasi seismic bangunan dan komponennya.
Mitigasi Bencana Longsor
Tanah longsor tidak terjadi pada musim penghujan saja, bencana ini bisa terjadi kapan pun, tergantung terhadap kekuatan tanah. Longsor merupakan bencana yang dapat memakan korban banyak serta merusak sumber daya alam di sekitar. Tanah yang rubuh akan merusak setiap apa saja yang ada di depannya.
Mitigasi bencana yang dilakukan adalah dengan menanam pohon pada bagian tanah yang lebih tinggi atau lereng, membuat beton dinding diafragma, membuat jangkar tanah serta membuat parit di permukaan tanah.
Mitigasi Bencana Banjir
Banjir memang bencana yang setiap tahun tidak pernah selesai. Dimanapun dan kapanpun pasti selalu terjadi banjir. Hampir seluruh bencana banjir ini diakibatkan oleh kelalaian manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Beberapa cara penanggulangan dari mitigasi bencana banjir adalah dengan membuat sumur resapan, membuat waduk, memperlebar dan mengeruk sungai yang dangkal, dan melakukan revitalisasi sistem drainase.
***
Itulah berbagai macam pengertian, contoh, tahapan serta kegiatan dari mitigasi. Pada dasarnya mitigasi adalah cara penanggulangan ketika terjadi bencana. Seyogyanya kita melakukan dan mengamalkan pepatah yang berbunyi;
“lebih baik mencegah daripada mengobati”
Maka dari itu mulailah dari diri sendiri untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar demi terciptanya rasa aman dan tentram. Terima kasih.
Semoga Bermanfaat.